๐Ÿ“— *"RIYA' TERSELUBUNG"*
๐Ÿ‘ค Ustadz DR. Firanda Andirja, MA

Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai
di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam
dalam berbagai model riyaa'. Sehingga sebagian orang "KREATIF" dalam
melakukan riyaa', yaitu riyaa' yang sangat halus dan terselubung. Diantara
contoh kreatif riyaa' tersebut adalah:

*Pertama* : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya
orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan
maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah
seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara
tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.

Model yang pertama ini adalah model riya' terselubung yang terburuk, dimana
ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan
riyaa', dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan
saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya



*Kedua* : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah
Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar
paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk
dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.

*Ketiga* : Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga
terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia
puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk
memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia
sadari. Seperti ia mengatakan, "Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa
ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz
yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian
tahun…"

*Keempat* : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa', agar dipuji
bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan
"Merendahkan diri demi meninggikan mutu"

*Kelima* : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti
banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang
mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan
bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah

*Keenam* : Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya
mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali
Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh
Allah.

Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

*Ketujuh* : Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para
dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz
menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal
kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap
ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap
ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.

*Kedelapan* : Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya
tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan
bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan
sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan
ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa'.

Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa' terselubung, semoga
Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’
terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam
riyaa' akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah dan taufiiq.

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu.

Agan lagi membaca artikel tentang Riya Terselubung
alamat artikel ini http://ione13.blogspot.com/2017/02/riya-terselubung.html
Agan boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel ini sangat bermanfaat bagi teman-teman agan
namun jangan lupa untuk meletakkan link Riya Terselubung sumbernya.

Artikel Terkait : Islam

No comments:

Post a Comment