saya mendapatkan cerita ini dari seorang motivator saat saya mengikuti training yang diadakan oleh salah satu bank swasta di indonesia 5 tahun lalu. nama motivatornya klo gak salah pak Fredy,
jadi creditnya untuk pak Fredy :).
jadi kurang lebih ceritanya begini (setelah diedit dengan bahasa saya ).....
seorang pengusaha kaya diakhir hidupnya membagi rata kekayaannya pada 2 orang anaknya disertai 3 wasiat.
3 wasiatnya adalah :
1. klo kerja tuh harus selalu diatas
2. klo pergi kerja tuh jangan sampai kena sinar matahari
3. jangan pernah nagih utang ke orang
singkat kata pengusaha tadi meninggal... dan 2 anaknya memulai usahanya masing-masing.
2 orang anaknya saya beri nama si A dan si B.
untuk wasiat ke satu :
si A memulai usahanya dengan menyewa satu lantai paling atas dari sebuah gedung diperkotaan.
bisa agan bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan oleh si A untuk menyewa lantai paling atas ini.... pastinya tidak murah
sedangkan si B membeli sebuah bangunan... tapi tempatnya berada dipinggiran kota ... bukan digedung yang tinggi...melainkan sebuah rumah 2 tingkat
untuk wasiat ke dua :
si A... karena kerjanya dikota... pastinya tidak jauh dari kata kemacetan saat berangkat kerja...ingat wasiat ayahnya yang kedua...si A berangkat kerja tiap hari menggunakan taksi.
si B... karena tempat kerjanya dipinggiran kota dan jarang ada kemacetan...dia membeli sebuah sepeda motor...( lalu bagaimana dengan wasiat kedua ? kan ga boleh kena sinar matahari) dia berangkat dari rumahnya selepas menunaikan sholat shubuh :)
untuk wasiat ke tiga :
si A dalam usahanya menghutangkan dagangannya pada setiap pembelinya...namun karena ingat wasiat ayahnya... dia tidak pernah menagih hutang pada setiap pembelinya... maka tidak aneh klo ada beberapa pembelinya yang lama pembayarannya atau bahkan sampai kabur dan tidak membayar hutangnya.
si B ... karena baru merintis usaha baru... dan merasa tidak pandai dalam menagih hutang... maka si B menerapkan kebijakan tidak ada kata memberi hutang kepada pembelinya... baik itu keluarga ataupun kawan dekat.
sekian ceritanya
apa yang saya tangkap dari cerita ini :
1. uang modal tuh harus digunakan dengan bijak... klo ngga penting-penting amat.. ngga usah dikeluarkan... harus tepat sasaran. maksud kata "diatas" yang saya pahami adalah sebagai pemilik usaha / boss. si A dan si B sudah benar dalam wasiat ke satu... hanya saja si A terlalu berlebihan menafsirkannya :p
2. jangan menunggu matahari muncul baru mencari rezeki...klo nunggu siang ntar keburu dipatok ayam ( orang lain ) rezekinya... hehe
3. saya punya teman yang pernah memiliki usaha isi ulang pulsa hape... usahanya bisa dibilang maju... lebih dari 20 transaksi tiap hari...bahkan lebih banyak lagi dihari sabtu/ minggu... seiring berjalannya waktu, datang satu masalah... pembeli langganannya yang juga temannya suka ngutang...jumlahnya pun ngga sedikit...dari sini mulai timbul masalah lain... temannya yang satunya lagi yang mengetahui harga modal usaha, meminta agar harga yang dijual kepadanya harga modal (ngga dapet untung dong)... uang keuntungan yang seharusnya diputar lagi sebagai modal masih nyangkut di hutang pembeli...beberapa bulan kemudian usaha ini bangkrut karena tidak ada profit yang jelas lagi.
artikel ini dibuat untuk pengingat saya pribadi dalam menjalankan usaha.
semoga cerita ini ada manfaatnya juga bagi agan yang membacanya :)
terimakasih telah membaca artikel ini :)
alamat artikel ini https://ione13.blogspot.com/2014/04/usaha-2-bersaudara.html
Agan boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel ini sangat bermanfaat bagi teman-teman agan
namun jangan lupa untuk meletakkan link Usaha 2 bersaudara sumbernya.
No comments:
Post a Comment