*KEMULIAAN  AKHLAK RASUL DAN ANAKNYA FATIMAH: TENTANG  SIKAP IKHLAS DALAM
SEDEKAH , DAN KELEMBUTAN HATI SANG HARTAWAN  ABDURRAHMAN BIN AUF*

Inspirasi : Kisah Kakek Tua dan RASULULLAH SAW.

Tiba-tiba seorang kakek muncul ketika Rasulullah sedang berkumpul bersama
para sahabatnya di dalam masjid selepas mengerjakan shalat jamaah.

_"Wahai, Rasulullah. Saya sangat lapar. Tolonglah saya. Dan saya tidak
punya pakaian kecuali yang menempel di badan sekarang. Berilah saya..."_

Sebenarnya Rasulullah sangat iba menyaksikan keadaan orang tua itu.
Wajahnya pucat, bibirnya membiru dan tangannya agak gemetar memegangi
tongkatnya.

Cuma kebetulan beliau sedang tidak punya apa-apa. Sudah habis diberikannya
kepada orang lain.

_"Maaf, pak tua. Tidak ada yang dapat saya berikan saat ini. Tetapi jangan
putus asa. Datanglah kepada anak saya, Fatimah, mungkin ada sesuatu yang
bisa diberikannya sebagai sedekah."_



Maka pergilah kakek itu kepada Fatimah. Di depan rumahnya kakek itu
berseru, _"Wahai putri Rasulullah. Aku lapar sekali. Dan tidak punya
apa-apa. Aku datang kepada ayahmu, tetapi beliau sedang tidak punya
apa-apa. Aku disuruhnya datang kepadamu. Mungkin engkau punya sedekah
untukku?"_

Fatimah kebingungan. Ia tidak memiliki barang yang cukup berharga untuk
disedekahkan.

Selaku keluarga Rasulullah ia telah terbiasa menjalani hidup amat
sederhana, jauh di bawah taraf kehidupan rakyat jelata.

Yang dianggapnya masih lumayan berharga cuma selembar kulit kambing yang
biasa dipakai sebagai alas tidur Hasan dan Husain. Jadi, itulah yang
diambil dan diserahkannya kepada si kakek.

Orang tua itu lebih kebingungan daripada yang memberikannya. Ia sedang
lapar dan tidak punya apa-apa. Mengapa kepadanya diserahkan selembar kulit
kambing? Buat apa?

_"Wahai Putri Rasulullah. Apakah kulit kambing itu dapat mengenyangkan
perutku dan dapat kupakai untuk menghangatkan badanku?"_ tanya orang tua
itu.

Fatimah tidak bisa menjawab. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya,
mencari-cari benda lain yang pantas disedekahkan. ia bertanya-tanya,
mengapa ayahku mengirimkan orang ini kepadaku, padahal Ayah tahu aku tidak
lebih kaya daripada beliau?

Sesudah termenung sejenak barulah ia teringat akan seuntai barang pemberian
Fatimah binti Abdul Muthalib, bibinya. Barang itu amat indah, namun ia
merasa kurang pantas memakainya karena ia dikenal sebagai putri dari
pemimpin umat. Barang itu adalah sebuah kalung emas.

Buru-buru diambilnya benda itu dari dalam kotak simpanannya, lalu
diserahkan kepada si kakek.

Orang itu terbelalak melihat benda yang kini digenggamnya. Begitu indah.
Pasti amat mahal harganya. Dengan suka cita orang itu pergi menemui
Rasulullah kembali di masjid.

Diperlihatkannya kepada beliau kalung emas pemberian Fatimah.

Rasulullah hanya berdoa, _"Semoga Allah membalas keikhlasannya."_

Salah satu sahabat nabi yang kaya raya, Abdurrahman bin Auf, berkata,
_"Wahai, bapak tua. Maukah kau jual kalung itu kepadaku?"_

Kakek itu menoleh kepada Nabi, _"Bolehkah saya jual, Ya Rasul?"_

_"Silakan, kalung itu milikmu,"_ sahut Nabi.

Orang tua itu lantas berkata kepada sahabat Abdurrahman bin Auf, _"Berikan
kepadaku beberapa potong roti dan daging untuk mengganjal perutku, dan
sekedar biaya kepulanganku ke kampung."_

Abdurrahman bin Auf mengeluarkan duapuluh dinar dan seratus dirham,
beberapa potong roti dan daging, pakaian, serta seekor unta untuk
tunggangannya ke kampung.

Dengan gembira kakek itu berkata, _"Terima kasih, wahai kekasih Allah. Saya
telah mendapatkan lebih daripada yang saya perlukan. Bahkan saya telah
merasa menjadi orang kaya."_

Nabi menjawab, _"Terima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya harus diawali
dengan berterimakasih kepada orang yang bersangkutan. Balaslah kebaikan
Fatimah."_

Orang tua itu kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, _"Ya Allah, aku
tak mampu membalas kebaikan Fatimah dengan yang sepadan. Karena itu aku
mohon kepada -Mu, berilah Fatimah balasan dari hadirat -Mu, berupa sesuatu
yang tidak terlintas di mata, tidak terbayang di telinga dan tidak terbetik
di hati, yakni surga -Mu, Jannatun Na'im."_

Rasulullah menyambut doa itu dengan amin seraya tersenyum ceria.

Beberapa hari kemudian, budak Abdurrahman bin Auf, bernama Saham datang
menghadap Nabi sambil membawa kalung yang dibeli dari orang tua itu.

_"Ya Rasulullah,"_ ujar Saham. _"Saya datang kemari diperintahkan Tuan
Abdurrahman bin Auf untuk menyerahkan kalung ini untukmu, dan diri saya
sebagai budak diserahkannya kepadamu."_

Rasulullah tertawa. _"Kuterima pemberian itu. Nah, sekarang lanjutkanlah
perjalananmu ke rumah Fatimah, anakku. Kalung ini tolong serahkan
kepadanya. Juga engkau kuberikan untuk Fatimah."_

Saham lalu mendatangi Fatimah di rumahnya, dan menceritakan pesan
Rasulullah untuknya.

Fatimah dengan lega menyimpan kalung itu di tempat semula, lantas berkata
kepada Saham,  _"Engkau sekarang telah menjadi hakku karena itu, engkau
kubebaskan. Sejak hari ini engkau kembali menjadi orang merdeka."_

Saham tertawa nyaring sampai Fatimah keheranan, _"Mengapa engkau tertawa?"_

Bekas budak itu menjawab,  _"Saya gembira menyaksikan riwayat sedekah dari
satu tangan ke tangan berikutnya._

_Kalung ini tetap kembali kepadamu, wahai putri junjungan, namun karena
dilandasi keikhlasan, kalung ini telah membuat kaya orang miskin, telah
menjamin surga untukmu, dan kini telah membebaskan aku menjadi manusia
merdeka."

*Selamat meneladani sikap ; Rasulullah, anak tersayang beliau, Fatimah dan
Sahabat mulia Beliau yang kaya raya, Abdurrahman Bin Auf*.  Allahumma
sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad

Agan lagi membaca artikel tentang KEMULIAAN AKHLAK RASUL DAN ANAKNYA FATIMAH: TENTANG SIKAP IKHLAS DALAM SEDEKAH
alamat artikel ini https://ione13.blogspot.com/2017/01/kemuliaan-akhlak-rasul-dan-anaknya.html
Agan boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel ini sangat bermanfaat bagi teman-teman agan
namun jangan lupa untuk meletakkan link KEMULIAAN AKHLAK RASUL DAN ANAKNYA FATIMAH: TENTANG SIKAP IKHLAS DALAM SEDEKAH sumbernya.

Artikel Terkait : Islam

No comments:

Post a Comment